Belajar Tasamuh dari Catatan Ikrar Rombongan Jamaah Haji Bantul Tahun 1952

Persaudaraan Djamaah Haji Indonesia disingkat PDHI merupakan organisasi perkumpulan jamaah haji yang aktif berdakwah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia memiliki rumah sakit, sekolah, pondok pesantren, dan ratusan masjid binaan yang tersebar di pelosok DIY. PDHI merupakan organisasi yang sudah lama berkiprah di dunia dakwah dan tak lekang oleh zaman. Ia diprakarsai oleh rombongan jamaah haji asal Bantul tahun 1952. Maka menarik sekali ketika kita mencoba mempelajari semangat apa yang menjadi pondasi dakwah organisasi ini sehingga bisa eksis berpuluh-puluh tahun berdakwah membersamai umat.

Kebetulan, penulis pribadi pernah bersekolah dan mengemban amanah di salah satu lembaga pendidikan di bawah naungan PDHI. Pada saat itulah penulis banyak bersinggungan dengan organ, pengurus, dan dokumen bersejarah PDHI. Satu hal yang lumayan menarik hati penulis adalah dokumen notulensi sejarah berdirinya PDHI. Dokumen ini dilampirkan di halaman awal AD-ART PDHI dengan wujud fotokopi tulisan tangan berbahasa Arab Pegon (Arab Jawa-Melayu) yang memuat latar belakang dan semangat berdirinya PDHI.

Maka melalui tulisan ini penulis ingin membagikan isi dari notulensi tersebut yang sudah ditransliterasikan ke tulisan latin. Harapannya kita bisa belajar dan meniru semangat dakwah yang diusung PDHI. Namun, penulis tidak melampirkan foto dokumen aslinya. Mengingat ini merupakan dokumen organisasi. Dikhawatirkan tidak boleh sembarang dibagikan kepada khalayak ramai. Jadi cukup kita simak saja transliterasi dokumennya.

Transliterasi Iqrar Bersama yang Menjadi Sejarah Berdirinya PDHI

Bismillahirrahmanirrahim

واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا

Ditulis pada 17/10/1371 

Iqrar Bersama

Di dalam suasana yang kurang menggembirakan yang meliputi umat Islam di tanah air Indonesia. Dengan adanya perpecahan partai, khilaf di antara zu'amaul muslimin dan kemunculan kembali masalah-masalah khilafiyah, yang menyebabkan timbulnya rasa golongan-golongan bahkan kadang sampai terjadi clash di antara sesama umat Islam. 

Di dalam suasana yang sangat kritis ini kami serombongan sebanyak 31 orang dari daerah Bantul mendapat inayah Allah Ta'ala kesempatan ibadah haji ke Baitullah al-Haram di Makkah al-Mukarramah menyaksikan manzilul wahyi dan ziyarah ke makam khotamul anbiya wa sayyidul mursalin Muhammad SAW, dan tempat-tempat bersejarah lainnya. Di samping dapat berkumpul dengan umat Islam dari segala bangsa yang berlainan kulit dan bahasa, tabiat, madzhab, dan cara. Akan tetapi satu agama "Islam", satu langkah "ibadah", satu tujuan "mencari keridhaan Ilahi Rabbil Alamin". 

Mereka dapat menjalankan ibadah bersama-sama dengan tenang dan tentram. Meskipun ada perbedaan mengenai cara menurut paham madzhab yang dianutnya. 

Ajaran ukhuwah Islamiyah, hormat-menghormati, dan khusnu zhan satu kepada yang lain dapat terlaksana dan ditaati bersama. Baik yang membaca Fatihah dalam shalat dengan basmalah atau yang tidak, baik yang angkat tangan dalam doa qunut sholat shubuh atau yang tidak, baik yang meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri (sedakep) dalam shalat atau yang tidak, dan sebagainya. Mereka dapat menjalankan ibadah dan shalat jamaah bersama-sama tanpa persoalan sedikitpun jua. 

Kenyataan dan pengalaman ini menarik perhatian kami serombongan. Mengingat apa yang terjadi di kalangan umat Islam tanah air yang masalah kecil kadang-kadang menjadi besar yang sukar teratasi. 

Maka dengan rasa keinshafan dan kesadaran dan kemauan yang sama. Suasana ukhuwah Islamiyah, tenang, dan damai yang didapat selama perjalanan ibadah haji ini sengaja dipelihara bukan saja untuk pribadi masing-masing bahkan akan dibawa pulang ke tanah air sebagai hadiah untuk oleh-oleh yang merupakan sebagian hikmah atau manfaat ibadah haji yang mabrur. Sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Hajj : 24, 

ليشهدوا منافع لهم : الآية

"Agar mereka menyaksikan beberapa manfaat bagi mereka" 

Dan sebagai pedoman dalam melaksanakan maksud yang tersebut dalam Iqrar Bersama ini, kami serombongan membuat gugus-gugus seperti di bawah ini :

1. Memelihara ukhuwah Islamiyah secara luas.

2. Ikhtiyar mencapai haji mabrur.

3. Memanfaatkan kemabruran ibadah haji dalam masyarakat.

4. Menggerakkan tholabul ilmi dan beramal.

5. Mempelopori gotong-royong dan berdana untuk beramal jariyah.

6. Tidak mencampuri soal-soal politik.

7. Menitikberatkan masalah-masalah ruhaniyah. 

Dibuat dan disetujui bersama oleh rombongan di Makkah al-Mukarramah. 

Pada tanggal 17 Syawal 1371 Hijriyah

22 Juli 1952 Miladiyah 

Ditandatangani :

1. Mathori Alhuda (ketua rombongan)

2. Purwo Sumarto/ Haji Muslih (wakil Bantul Timur)

3. Jaya Darma/ Haji Abdullah (wakil Bantul Barat) 

[SELESAI]

Gunungkidul, 21 Agustus 2024 (Satu hari setelah Milad PPIQ ke-41)

Ditransliterasikan oleh : M. Fajar Nur Rachmat, Alumni PPIQ 2013

M. Fajar Nur Rachmat
House of idea and experience

Related Posts

Posting Komentar