“Eh gimana penampilan gua? Keren kagak?” atau,”Eh profil pic ku keren to brow?”. Hah seringkali kita jumpai pernyataan-pernyataan seperti itu ya ga? So pasti iya! Atau jangan-jangan kamu juga sering gitu? Hahaha, never mind alias ngga’ pa pa.
Eksis,
semua orang pengen eksis ya ngga? Entah eksis dalam dunia perkantoran,
perbankan, persekolahan atau bahkan sampai dunia perbecakan! Lha tho?. Iya ,
karena hakikat dari manusia memang seperti itu, ingin diketahui oleh semua
orang dan ingin dilihat oleh semua orang. Entah prestasinya yang melejit sampai
langit, atau wajahnya yang rupawan kayak bakwan, hobinya yang cool abis
sampai-sampai freezer kalah cool-nya. So, kawan-kawan juga pengen noh dilihat
oleh orang lain? Nah itu dia sifat manusia
secara alami, karena juga manusia adalah makhluk social yang selalu
berinteraksi satu sama lain dan tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Memang
perasaan seperti itu ( pengen eksis ) seringkali memacu adrenalin seseorang
untuk berbuat lebih! Yang ngga pede jadi Pede abis, yang dulunya pemalu jadi
ngga malu ( yang penting ngga malu-maluin ).Tapi, ada tapinya kawan. Pernah
ngga sih kita memandang sikap ingin eksis dan dilihat oleh orang lain menurut
kaca mata islam? (tentunya karena kita orang islam). Nah hati-hatilah kawan,
nanti bisa terjangkit penyakit hati yang namanya riya’ and sum’ah! Lha paan sih
tu semua? Penyakit model baru kali ya? Mungkin itu tadi sekilas pertanyaan yang
melintas ketika kita belum pernah mendengar kata-kata seperti itu. So pasti
bagi kamu-kamu yang sudah mengenyam pendidikan di Aliyah, Pesantren, dan SMA
sudah tahu. Tapi supaya pembaca tidak kecewa mari kita uraikan bersama-sama.
Riya’
itu ketika kita mengerjakan sebuah amal maka kita ingin sekali ada orang lain
yang melihat dan supaya dianggap orang yang wuah. Misalnya, ketika kita
dihadapkan kepada sesorang yang kita sukai atau kita anggap sebagai orang yang
special. Pengen sekali rasanya dilihat nek kita itu orang yang rajin, alim,
cerdas, dll. Akhirnya kita pun eksen ke Masjid untuk sholat, trus sholatnya
dilama-lamain supaya terlihat khusyu’. Eh tau-tau orangnya sudah pulang,
kasihan deh lu! Nah tu dia contohnya riya’. Dan juga riya’ ini masuk kategori
syirik kecil. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya hal yang paling aku
takutkan dari hal-hal yang aku takutkan kepada kalian adalah syirik kecil
yaitu; riya’(HR; Ahmad. Sanadnya hasan). Yang selanjutnya yaitu sum’ah atau
mencari perhatian. Sebenarnya hampir sama antara keduanya. Yaitu sama-sama
berbahaya bagi hati kita.
Nah
sekarang, mari kita tengok para pendahulu kita, yaitu para ulama’ dari kalangan
Sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in. Abdullah Bin Mubarak misalnya, pernah suatu
ketika terjadi peperangan di daerah Romawi. Ketika kedua pasukan telah saling
berhadap-hadapan. Keluar seorang dari musuh (Romawi) menantang duel. Kemudian keluar
seseorang dari brisan muslimin. Dalam beberapa saat dia berhasil mengalahkan
musuh, menikam, dan membunuhnya. Kemudian keluar lagi satu dari mereka kemudian
dia berhasil membunuhnya. Kemudian keluar lagi satu dari mereka dan dia berhail
membunuhnya. Kemudian datang lagi yang lain dan dia berhasil membunuhnya.
Orang-orang
mukmin berkumpul di sekeliling orang tersebut. Namun, tiba-tiba ia menutupi
mukanya dengan lengan bajunya. Maka, Abdah Bin Sulaiman memegang lengan bajunya
dan kemudian menariknya. Ternyata lelaki tersebut adalah Abdullah Bin Mubarak. Maka
ia berkata kepada Abdah Bin Sulaiman “Dan engkau, wahai Abu Amru termasuk orang
yang menjelekanku[1].
Itulah
tadi sekilah contoh generasi pendahulu kita dari kalangan Tabi’in. yang
amalannya tidak ingin diketahui oleh orang lain. Maka, ia menutupi mukanya
supaya orang-orang di sekelilingnya tidak mengetahui siapa dia. Bukan berarti
sekarang, ketika kit berbuat amal harus menutup muka, tidak! Tapi hendaknya
kita menyembunyikan segala kebaikan kita sebagaimana kita menyembunyikan
kejelekan kita[2].
Misalnya kita infaq sembunyi-sembunyi, shalat sunnah sembunyi-sembunyi, dll. Yang
penting jangan mengendap-endap nanti dikira mau maling. Nah mungkin itu tadi
sekilas tentang eksis. Dan jangan beredih kalau kamu tidak eksis di hadapan
orang lain. Sesungguhnya Allah azza wa jalla menyukai hambanya yang beribadah,
lagi bertakwa, dan tersembunyi. Maksud dari tersembunyi itu tadi ialah
tersembunyi amal kebaikannya dari orang lain. Dn masih banyak lagi kisah
teladan tentang hal ini dari kalangan sahabat sampai tabiut tabi’in. mari kita
sembunyikan amal kebaikan kita, wallahu Al-musta’an.
Posting Komentar
Posting Komentar