Banyak Tapi Sedikit


Taushiyah        : Ust. Rohadi Agus Salim, Lc*
Tanggal           : 10 Maret 2012


            Umat Islam hari ini banyak, tapi kok tidak terlihat gemanya ya? Mungkin itu tadi yang ada pada benak kita sebagai umat Islam. Terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dan pada kesempatan kali ini sengaja kami hadirkan di hadapan antum sekalian subuah taushiyah yang membahas tentang permasalahan itu tadi. Rasulullah Saw bersabda :” Dikhawatirkan kelak kalian akan dikepung oleh seluruh umat manusia sebagaimana makanan yang dikepung di atas meja makan, kemudian kami ( para Sahabat ) bertanya : Ya Rasulullah, kenapa kami bisa dikepung di akhir zaman? Apakah kami sedikit? Beliau menjawab : pada hari itu kalian jumlahnya banyak, akan tetapi walaupun kalian banyak, seperti buih yang mengalir. Allah mencabut mahabah dari musuh-musuh kalian. Bahkan dijadikan dalam hati kalian Al-Wahn. Kami bertanya : apa itu Wahn Ya Rasulullah? Beliau menjawab : cinta dunia dan benci (takut) mati”[1].
            Yang dimaksud mahabah dalam hadist di atas ialah dicabutnya haibah atau kewibawaan kalian dari musuh-musuhmu. Sehingga mereka melihat kalian (umat Islam) itu tak punya kekuatan, dianggap lemah, dan remeh. Hadist di atas menggambarkan keadaan umat hari ini. Kita banyak, bahkan mayoritas, tapi kenapa kita bagaikan buih? Yang enteng dan tak berbobot? Itu semua sudah digambarkan oleh Rasulullah beratus-ratus tahun yang lalu dan itu terjadi pada hari ini. Contohnya saja kita lihat bangsa Indonesia ini, jika kita telusuri berapa banyak KTP warga muslim, pasti kita mendapatkan beribu-ribu orang di sini. Dari orang-orang yang ber-KTP muslim tersebut berapak yang aktif menunaikan ibadah sholat? Dan dari orang-orang yang sholat itu berapa banyak orang yang faham tentang Din ini? Dan dari orang-orang yang faham akan Din ini berapa banyak orang yang berdakwah menyeru sesama? Otomatis semakin ke atas semakin dikit orang yang akan kita dapati di sana.
            Dan Raulullah  bersabda :” Bila kalian berdagang dengan cara riba ‘inah dan kemudian kalian mengikuti ekor sapi dan kalian senang bercocok tanam dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menguasakan kehinaan pada kalian dan tidak akan dicabut itu sebelum kalian kembali”. Maksud dari mengikuti ekor sapi ialah setiap hari kalian membajak sawah, menggembala sapi dan melalaikan dari tugas untuk berjihad di jalan Allah. Dari hadist di atas, kedua-duanya menyifati keadaan umat Islam hari ini. Jumlah mereka banyak, tetapi setelah kita lakukan penyaringan menurut kewajiban dan tugas yang dijalankan, sangat sedikit orang yang akan kita dapatkan. Hal ini menjadi factor  orang Kafir berkuasa hari ini. Lihatlah Inggris, Prancis, Amerika, mereka sekarang mengatur bahkan menguasai dunia terutama bidang ekonomi dan yang paling santer adalah budaya. Semua orang berkblat pada barat, menganggap barat sebagi tolak ukur kebenaran dan budaya. Padahal jika kita cermati budaya barat sangat kontras dengan budaya kita Indonesia. Akibatnya gerak umat Islam hari ini terbatas, media massa dikendalikan oleh orang-orang yang tak menginginkan kejayaan Islam. Kita ambil saja contoh yaitu Terorisme. Sekarang mari kita lihat, pelaku terorisme yang dihukum mati atau di tembak di tempat adalah orang Islam. Bahkan satu regu satuan tembak Densus 88 dikerahkan untuk mengatasi seorang terduga teroris. Padahal kalau kita lihat definisi dari teroris itu sendiri yang tercantum pada undang-undang anti-terorisme, adalah  siapapun yang menyebabkan kerusakan dan rasa takut bagi orang banyak. Lihat saja di Irian Jaya, disana akhir-akhir ini terjadi pergolakan yang menyebabkan kerusakan dan rasa takut bagi warga yang bekerja di sana, tapi kenapa mereka tidak disebut sebagai Teroris? Ya, jawabannya adalah karena yang melakukan itu semua bukan orang Islam. Dari sini terlihat bahwa definisi terorisme telah dikendalikan oleh media massa yang mendefinisikan bahwa teroris itu umat Islam dan harus diberengus secepat mungkin sebelum menjalar kemana-mana.
            Nah sekarang tugas kita sebagai seorang mukmin yang beriman dan bertauhid kapada Allah semata adalah untuk membangunkan umat yang sekarang sedang tidur. Setelah disuapi dengan beraneka macam suguhan dan kenyang maka umat pun akhirnya dinina bobokan sehingga terlelap tidur. Dan ciri atau sebab kenapa umat hari ini bagai buih adalah : 1. Lebih mencintai dunia ketimbang akhirat, 2. Takut atau benci akan kematian, 3. Meninggalkan kewajiban untuk berjihad di jalan Allah. Maka oleh karena itu Allah pun menguasakan kepada kita kehinaan di hadapan musuh kita. Dan ciri orang-orang yang beriman adalah : 1. Kangen akan kampung akhirat, 2. Tidak cinta dunia, 3. Selalu mempersiapkan diri untuk mati.



* Beliau adalah Direktur KMI (Kulliyatul Mu'allimin Al-islamiyyah) PonPes Ibnul Qoyyim putra Yogyakarta


[1] HR Imam Ahmad, HR Abu Dawud, dishohihkan oleh syaikh Albani.
M. Fajar Nur Rachmat
House of idea and experience

Related Posts

Posting Komentar