Makna Iman



Iman secara bahasa berarti pembenaran atau peyakinan hati. Secara istilah atau pengertian, iman dapat didefinisikan sebagai berikut: at-tashdiqu bil qolbi wa iqroru bil lisan wal ‘amalu bil arkan. Atau mempercayai dengan hati, menyatakan dengan lisan serta mengamalkannya dengan anggota badan[1]. Jadi, ketika kita beriman kepada Allah, tidaklah cukup hanya dengan yakin di dalam hati, tetapi juga dari lisan dan diwujudkan melalui amal perbuatan anggota badan.

Penjelasan dari pengertian Iman di atas dapat sebagi berikut. ( tashdiq Al- qolbi) ialah menerima apa saja yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW, itu berarti tidak mendustakan risalahnya, (Iqroru Al-lisan) berarti mengucapkan atau melafalkan dua kalimat syahadat yaitu laailaaha illallah wa anna muhammadan rasulullah. (al- ‘amalu Bil arkan) yaitu mewujudkan perbuatan hati dengan percaya, dan amal anggota badan dengan beribadah kepada-Nya[2]. Jadi tidak cukup, atau belum dianggap kita sebagai orang yang beriman jika ketika kita beriman dengan hati saja tetapi tidak diikuti dengan pernyataan secara lisan dan perbuatan jasmani dengan beribadah kepada-Nya. Misalnya, kita beriman kepada Allah, tetapi lisan kita masih mengucap mantra-mantra yang tidak disyariatkan, dan kita masih melakukan perbuatan syirik dengan menyekutukan-Nya dengan sesembahan yang lain, itu berarti kita belum beriman secara kaafah. Sama saja dengan orang-orang Nasrani (baca; Katholik, Kristen) mereka berbuat kebaikan, senang menyantuni orang yang kurang mampu. Tetapi, mereka tidak bersyahadat dan tidak beriman kepada Allah ‘Azza wa jalla.

Maka dari itu, pengertian iman harus dilakukan semua baru kita dinyatakan sebagai orang yang beriman. Mulai dari mempercayai dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan diwujudkan melalui amal perbuatan.


[1] At-tauhid li asshof atsani al-‘aliy, hal 9
[2] At-tauhid li asshof atsani al-‘aliy, hal 9


M. Fajar Nur Rachmat
House of idea and experience

Related Posts

Posting Komentar